Perkembangan ilmu
komunikasi hingga saat ini merupakan hasil dari suatu proses perkembangan yang
cukup panjang. Dapat dikatakan bahwa lahirnya ilmu komunikasi dapat diterima
baik di Eropa maupun di Amerika Serikat bahkan di seluruh dunia, adalah merupakan
hasil perkembangan dari publisistik dan ilmu komunikasi massa. Hal ini dimulai
oleh adanya pertemuan antara tradisi Eropa yang mengembangkan ilmu publisistik
dengan tradisi Amerika yang mengembangkan ilmu komunikasi massa.
Untuk menelusuri asal-usul atau sejarah ilmu
komunikasi itu, kita harus mengkaji perkembangan ilmu tersebut baik di Eropa
maupun di Amerika Serikat, khususnya di Jerman, ilmu komunikasi berkembang dari
publisistik wissenschaft sedang di Amerika Serikat berkembang dari ilmu
komunikasi massa.
Ilmu komunikasi mengalami perkembangan pesat di
Amerika Serikat pada abad ke-20. Perkembangan ilmu komunikasi yang pesat
digambarkan sebagai sebuah temuan yang revolusioner (revolutionary discovery).
Yang mendorong perkembangan ini adalah proses industrialisasi serta kemunculan
teknologi seperti radio, televisi, telephone, dan satelit. Kemunculan
produk-produk teknologi komunikasi tersebut juga diimbangi dengan munculnya
perusahaan besar yang bergerak di bidang itu. Kebutuhan dan urgensi ilmu komunikasi
muncul ketika Perang Dunia I. Topik perhatian ilmu komunikasi saat itu
berkaitan dengan teknologi dan literasi media.
Situasi politik saat Perang Dunia I itu juga
mendorong perkembangan komunikasi. Namun, komunikasi yang berkembang saat itu
hanya seputar pembentukkan opini publik (public opinion) melalui propaganda.
Sejalan dengan itu, penelitian terkait dengan perilaku manusia sudah mulai
dilakukan. Di saat yang sama, ilmu psikologi dan sosiologi diakui sebagai ilmu
pengetahuan (science). Kedua ilmu ini memberikan kontribusi besar bagi
pertumbuhan komunikasi yang pada saat itu belum dikenal sebagai ilmu.
Di antara studi atau penelitian bidang ilmu
psikologi yang memberikan kontribusi pada ilmu komunikasi adalah penelitian
tentang dampak menonton film (dulu umumnya bioskop), serta dampak penggunaan
radio dan TV pada bidang pendidikan. Sementara itu, dunia industri pun menaruh
perhatian pada bidang komunikasi dengan menjadikannya bidang komunikasi sebagai
bagian dari strategi pemasaran seperti iklan dan promosi. Olehnya itu,
penelitian bidang komunikasi sudah dilakukan khusunya yang terkait dengan
efektivitas iklan, pengaruhnya terhadap perilaku khalayak, dan lain-lain yang
terkait. Jadi, ilmu komunikasi dimanfaatkan oleh pihak industri sebagai
strategi bisnis, khususnya berhubungan dengan strategi pemasaran – seperti saat
ini dikenal dengan nama marketing communication atau Integrated Marketing
Communication (IMC).
Pada Perang Dunia II, ilmu komunikasi sepenuhnya
diakui sebagai ilmu pengetahuan (science). Ilmu komunikasi menjadi disiplin
atau bidang ilmu tersendiri. Dalam mengkaji fenomena komunikasi, pendekatan
yang digunakakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Di Amerika Serikat,
kecenderungannya adalah melakukan penelitian komunikasi dengan pendekatan kuantitatif.
Sementara itu, di Eropa dan di Amerika Utara, kecenderungannya adalah
kualitatif. Untuk saat ini, nampaknya bipolarisasi dua kecenderungan pendekatan
penelitian ilmu komunikasi ini nampaknya tidak terlalu relevan dan signifikan.
Sama seperti ilmu sosial Iainnya, perkembangan ilmu komunikasi dipengaruhi oleh
konteks sejarah (historical context), konteks sosial (social contex) atau
social setting tertentu sehingga komunikasi seperti yang sekarang kita saksikan
bukan sekedar praktik publisistik atau jurnalistik atau seni berbicara atau
retorika saja, seperti di awal kemunculannya.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Ilmu
Komunikasi
Dengan menelusuri perjalanan sejarahnya, dapat
diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi berkembangnya ilmu komunikasi.
Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Perang Dunia I & II Mendorong Praktik
Propaganda
Tokoh yang amat terkenal menerapkan praktik
propaganda adalah Nazi. Sehingga aspek ilmu komunikasi yang berkembang adalah
propaganda yang dapat disamakan dengan praktik retorika, seni berbicara di
depan publik (public speaking). Selain itu, Departemen of War Amerika ikut
berkontribusi memfasilitasi pengembangan ilmu komunikasi. Dalam hal ini,
departemen perang Amerika tersebut melakukan kajian tentang perubahan sikap
(behavior) dan teknik komunikasi persuasif. Ilmuan komunikasi yang terkena
kewajiban militer dan direkrut dalam kesatuan militer adalah Hovland. Di dalam
kesatuan militer ini inilah kerap dilaksanakan kajian berkaitan dengan
perubahan sikap.
2. Berkembangnya Dunia Penyiaran
Pada tahun 1950, dunia penyiaran yang meliputi
radio, televisi mengalami pertumbuhan dan berkembang yang cukup pesat. Kondisi
ini berpengaruh terhadap berbagai kajian ilmu komunikasi khususnya yang
berhubungan dengan kajian dampak penggunaan media (positif dan negatif), serta
gratifikasi atau motivasi menggunakan media.
3. Era Pembangunan (Modernisasi)
Setelah Pengang Dunia II usai, banyak negara-negara
yang baru merdeka tumbuh. Persoalan yang dihadapi adalah bagaimana mengisi
kemerdekaan yang diperoleh dengan cara melakukan proses pembangunan. Komunikasi
pun mengambil andil untuk menyukseskan pembangunan. Sehingga hadirlah studi
komunikasi pembangunan yang banyak dikembangkan di negara dunia ketiga (new
emerging countries). Di Indonesia sendiri, studi komunikasi pembangunan menjadi
perhatian utama khususnya pada masa kepemimpinan Soeharto (orde baru).
Komunikasi pembangunan antara lain ditujukan bagaimana mempercepat proses
diffusi inovasi. Pada proses inilah, Teori Difusi Inovasi (diffusion of
innovation) yang diperkenalkan oleh Everet M. Roger tahun 1962 sering menjadi acuan
dalam penelitian mengenai komunikasi pembangunan. Pembangunan seringkali
disamakan dengan istilah modernisasi. Gagalnya proses pembangunan,
ketidakidealan yang dicapai dalam pembangunan atau modernisasi melahirkan
kritik sosial. Kritik tersebut dalam ilmu sosial termasuk dalam ilmu komunikasi
berakar dari tradisi kritis Marxis. Di penghujung tahun 1980, gagalnya negara
sosialis di Eropa Timur dan Rusia menenggelamkan neo-marxis.
4. Perkembangan Media Baru (Internet & Media
Sosial)
Berkembangnya media baru memberikan pertanyaan
apakah kehadiraan media baru menuntut adanya teori baru pula. Di sinilah yang
menjadi tantangan bagi ilmu komunikasi.
5. Relasi Kuasa
Perkembangan Ilmu komunikasi tidak dapat terlepas
dari relasi kuasa, baik antar para ilmuan sendiri ataupun relasi kuasa yang
terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, aktivitas keilmuan yang dilakukan
kelompok ilmuan dari dari aliran teori-teori tertentu (misalnya teori yang
beraliran positivisme) menjadi lebih dominan. Sementara kemunculan teori-teori
lain dianggap sebagai teori-teori alternatif (misalnya teori beraliran kritis).
Demikian sejarah ilmu komunikasi secara singkat dan
lima faktor perkembangan ilmu komunikasi hingga saat ini. Semoga terus membuka
wawasan kita sehingga pandangan tentang ilmu komunikasi akan terus berkembang
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber
0 Comments